DEMOKRATISASI SISTEM PENDIDIKAN

Indonesia saat ini adalah merupakan masyarakat pasca kolonialisme, melihat bahwa Indonesia pernah menjadi Negara jajahan yang relative sangat lama, maka setidaknya butuh waktu yang panjang untuk menghilangkan citra Negara yang pernah menjajahnya, kaarena penjajah menjadi Negara yang superior bagi Indonesia, maka karakter penjajah yang kemudian diinternalisasi dalam karakter, budaya dan mitologi menjadi sangat kuat dan sukar untuk dihilangkan dalam waktu sekejap. Dalam sejarah popular, Indonesia pernah dijajah oleh belanda, portugis, ingris, dan jepang. Yang paling menjadi perhatian adalah penjajahan belanda yang mencapai 350 (tiga ratus lima puluh) tahun, dan jepang yang menduduki Indonesia selama sekitar 2,5 tahun. Jika dirata-rata angka harapan hidup masyarakat Indonesia adalah 75 tahun, maka praksis pendudukan penjajah di Indonesia adalah kurang lebih selama 4 generasi, oleh karena itu butuh kerja keras untuk dapat menjadi masyarakat yang demokratis.
Dilain sisi, pendidikan masa depan membutuhkan system pendidikan yang demokratis, dan pendidikan demokratis hanya dapat diwujudkan dalam masyarakat yang demokratis pula, memang pendidikan demokratis tidak seperti obat ajaib yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, tapi setidaknya banyak harapan yang dapat diperjuangkan, seperti kesetaraan, keadilan, dan harkat dan marrtabat manusia. Sebagaimana yang disebutkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 bab III pasal 4 (1) bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan… [1]
Namun demikian kenyataan yang terjadi justru masih banyak proses pendidikan justru sebaliknya, hal ini ditunjukkan dengan pembelajaran yang terkesan monologis, proses pembelajaran lebih banyak mendengarkan daripada menginterpresi dan analisis terhadap suatu permasalahan, siswa diposisikan sebagai objek pembelajaran dan bukan sebagai subyek pendidikan, proses pembelajaran didominasi oleh pendidik, sehingga kurangnya siswa yang berkreasi dan mengembangkan postensimereka yang unik danberagam.
a.      Demokrasi Dalam Episteme pendidikan
Secara bahasa Demokrasi berasal dari bahasa yunani yakni demos dan kratos, demos yang berarti kekuasaan dan kratos yang berarti rakyat. Dan secara istilah demokrasi biasanya diartikan sebagai kekuasaan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat danuntk rakyat. Jika ditarik pada suatu system pendidikan, maka demokrasi pendidikan merupakan suatu system yang memberikan ruang yang cukup untuk peserta didik melakukan pengembangan pada karakteristik, keunikan dan kemampuan, kopetensi yang dimilikinya untuk mencapai suatu tujuang pengembangan. Oleh sebab itu maka pembelajaran harus menyediakan treatmen yang berbeda pada setiap keunikan yang dimiliki oleh siswa.
Di sekolah peserta didik harus diberikan orientasi seputar hak, persamaan, kesetaraan, sehingga dalam proses belajar dapat saling menghormati, toleransi, pengendalian diri serta tidak bersifat egoistis. Dalam system ini rawan terjadi suatu sikap individualistis, oleh karena itu guru harus menyiapkan strategi, metode dan model pembelajaran kelompok, agar peserta didik juga belajar untuk bersosialisasi, dan bekerja sama.
Dalam hubungan sekolah dan orang tua murid, demokrasi pendidikan harus menyediakan ruang untuk wali murid turut memberikan sumbangsih pada pengambilan keputusan, agar supaya pengambilan keputusan tidak hanya diambil oleh guru dan pengurus sekolah, yang selanjutnya bisa dimengerti kebutuhan dan sekala prioritas pengembangan system pembelajaran.
b.      Hubungan antara demokrasi dan pendidikan
Banyak kalangan skeptis terhadap upaya pendidikan dalam demokratisasi, mereka berpandangan bahwa pendidikan akan diigunakan sebagai alat indoktrinasi, dan sosialisasi politik, oleh karena itulah mereka menganggap bahwa pendidikan akan menemui kesulitan untuk didemokratisasi. Disisi lain saya kira, bahwa pendidikan dapat menjadi poin penting dalam mendemokratisasi masyarakat, untuk menyebarkan nilai-nilai, sikap, semangat demokrasi, dan atau sebagai reproduksi pendidikan demokrasi.




[1] Dalam Mulyadi, membangun system pendidikan demokratis

Related Posts:

0 Response to "DEMOKRATISASI SISTEM PENDIDIKAN"

Post a Comment